BENTENG
KUTO BESAK
Bangunan
ini dibangun selama 17 tahun simulai pada tahun 1780 dan diresmikan
pemakaiannya pada hari senin tanggal 21 Februari 1797. Pemrakarsa pembangunan
benteng ini adalah Sultan Mahmud Bandaruddin I (1724-1758) dan pembangunan
dilakukan oleh Sultan Mahmud Bahaudin, sebagai pengawas pembangunan
dipercayakan kepada orang cina.
Benteng
Kuto Besak mempunyai ukuran panjang 288,75 meter, lebar 183,75 meter dan tinggi
9,99 meter (30 khaki) serta tebal 1,99 meter (60 khaki). Di setiap sudutnya
terdapat bastion yang terletak di sudut Barat Laut bentuknya berbeda dengan 3
bastion lainnya.
3
bastion yang sama tersebut merupakan ciri khas bastion Benteng Kuto Besak, di sisi Timur,
Selatan, dan Barat terdapat pintu masuk benteng, pintu masuk gerbang utama yang
menghadap sungai Musi disebut Lawang Kuto dan pintu masuk lainnya disebut
Lawang Buritan.
KANTOR LEDENG
Bangunan
ini berdiri tahun 1928 yang dulunya dukenal Water Tower (menara air) atau
disebut masyarakat Palembang sebagai kantor ledeng. Pada zaman Jepang
(1942-1945) Balai kota (Kantor Menara Air) dijadikan kantor Syuco-kan (kantor
Residen) dan terus dimanfaatkan sebagai balai kota sampai tahun 1956.
Tanggal
21 Agustus 1963, perusahaan Water Ledeng dipindahkan menjadi salah satu tekhnik
air bersih di Dinas Pekerjaan Umum Kota Praja Palembang. Sejak saat itu (1963)
Kantor Menara Air berubah menjadi kantor Pusat Pemerintahan Kota Praja
Palembang yang sekarang disebut kantor Walikota.
PULAU
KEMARO
Di
tengah-tengah sungai Musi terdapat sebuah pulau yang bernama pulau Kemaro.
Pulau Kemaro yang memiliki arti sebuah pulau yang tidak pernah tergenang air.
Walaupun air pasang besar, pulau Kemaro tidak akan kebanjiran dan akan terlihat
dari kejauhan terapung-apung di atas perairan sungai Musi.
Di
pulau ini terdapat sebuah Kelenteng Budha yang selalu dikunjungi penganutnya
terutama pada perayaan Cap Go Meh yang tidak hanya keturunan Tiong Hoa yang ada
di Palembangtetapi dari berbagai daerah di Indonesia bahkan di mancanegara
seperti Singapura, Hongkong, RRC, dan lain-lain. Kita dapat ke pulau ini dengan
menggunakan transportasi air seperti Ketek, Speet Boat, Kapal Putri Kembang
Dadar, Sigentar Alam, dan Perahu Naga dari dermaga wisata Benteng Kuto Besak
(BKB) atau dari pabrik Intirub.
BAGUS KUNING
Daerah
Ini terletak di Kecamatan Sebrang Ulu II tepatnya
di Komplek Bagus Kuning Plaju yang merupakan Makam Ratu Bagus Kuning dan sampai saat ini masih dikeramatkan karena
menurut legenda, Ratu Bagus Kuning orang yang sakti dan sebagai penyambung
Risalah Rasullulah melalui para Wali untuk menyebarkan agama Islam di daerah
yang dikuasainya yaitu Kawasan Batanghari Sembilan pada abad ke XVI.
Beliau
mempunyai pengikut atau penghulu sebanyak 11 orang, yaitu:
1. Penghulu
Gede
2. Datuk
Buyung
3. Kuncung
Emas
4. Panglima
Bisu
5. Panglima
Api
6. Syekh
Ali Akbar
7. Syekh
Maulana Malik Ibrahim
8. Syekh
Idrus
9. Putri
Kembang Dadar
10. Putri
Rambut Selako
11. Bujang
Juaro
Ratu
Bagus Kuning hingga Akhir Hayatnya tidak pernah menikah dan tetap Suci, selain
itu kita dapat melihat monyet/kera jinak yang menurut cerita cerita, adalah
keturunan siluman kera yang pada waktu bertanding dengan Ratu Bagus Kuning
mengalami kekalahan sehingga siluman kera bersumpah keturunannya akan menjadi
pengikut setia Ratu Bagus Kuning. Hingga saat ini, kera-kera tersebut ada dan
jumlahnya tetap tidak bertambah.
TAMAN HUTAN WISATA PUNTI KAYU
Hutan
Wisata Punti Kayu ini dapat dijangkau dengan kendaraan umum trayek km 12 yang
letaknya sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas sekitar 50 Ha. Sejak tahun
1938 telah ditetapkan sebagai hutan lindung.
Sejak
tahun 1986 hasil kesepakatan antara propinsi Sumatra Selatan dan Departemen
Kehutanan, Hutan Wisata Punti Kayu menjadi Hutan Wisata dengan beberapa sarana
Wisata. Taman Wisata Punti Kayu dibagi atas 4 wilayah.
BUKIT SIGUNTANG
Daerah
ini terletak di atas ketinggian 27 meter dari permukaan laut, tepatnya di
Kelurahan Bukit Lama. Tempat ini sampai sekarang masih dikeramatkan karena di
sini terdapat beberapa makam, yaitu makam:
1. Raja
si Gentar Alam
2. Putri
Kembang Dadar
3. Putri
Rambut Selako
4. Panglima
Bagus Kuning
5. Panglia
Bagus Karang
6. Panglima
Tuan Junjungan
7. Panglima
Raja Batu Api
8. Panglima
Jago Lawang
Berdasarkan
hasil penemuan pada tahun 1920 di sekitar Bukit ini, telah ditemukan sebuah
patung (arca) Budha bergaya seni Amarawati yang raut wajah Srilangka berasal
dari abad XI masehi yang sekarang diletakkan di halaman Museum Sultan Mahmud
Bandaruddin II.
TAMAN PURBAKALA KERAJAAN SRIWIJAYA
Taman
Purbakala Kerajaan Sriwijaya berlokasi di Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Ilir
Barat II. Setelah melalui proses yang panjang melalui penelitian ilmiah,
seminar, serta diskusi oleh para pakar dan instansi yang berwewenang pada
tanggal 22 Desember 1994 Presiden Soeharto meresmikan taman ini dengan
peletakan kembali replika Prasasti Kedukan Bukit. Prasati itu merupakan tenggak
sejarah kerajaan Sriwijaya.
Dan masih banyak lagi tempat-tempat yang menarik di palembang. tapi saya hanya bisa membuat sebanyak ini ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar